Indonesia kini diterpa lonjakan kasus COVID-19 imbas subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Kedua subvarian ini diyakini menular dengan cepat, namun memicu gejala relatif lebih ringan lantaran cakupan vaksinasi COVID-19 sudah lebih luas dibandingkan pada gelombang Corona sebelumnya. Namun begitu, terdapat gejala terburuk yang bisa dipicu oleh subvarian Omicron BA.5. Apa itu?
Dikutip dari Times of India, gejala BA.4 dan BA.5 sebenarnya mirip dengan subvarian Omicron sebelumnya. Pada kasus infeksi kedua subvarian ini, pasien relatif pulih dalam waktu lebih cepat. Namun jika kasus serius berkembang, gejalanya mungkin lebih menyakitkan.
Diketahui, gejala terburuk dari subvarian Omicron ini adalah sakit tenggorokan yang parah. Para ahli di University of Colorado mengemukakan, layaknya subvarian Omicron lainnya, BA.5 mempengaruhi saluran pernapasan bagian atas.
Gejala berupa sakit tenggorokan dan hidung tersumbat menandakan virus telah menyusup ke hidung dan saluran udara. Namun, BA.5 cenderung tidak mempengaruhi paru-paru, berbeda dari varian Corona sebelumnya.
Baca juga: Begini Kondisi Terkini Biden Imbas Positif COVID-19, Diduga Terpapar BA.5
Studi pada April 2022 yang dipublikasikan oleh BMJ mencatat, sakit tenggorokan lebih terjadi pada gelombang varian Omicron daripada Delta. Pasien COVID-19 yang terinfeksi Omicron 24 persen lebih berpotensi mengalami gejala suara serak dibandingkan pasien varian Delta.
Studi ini juga mencatat, pasien yang terpapar COVID-19 selama gelombang Omicron 25 persen lebih kecil kemungkinan untuk dirawat di rumah sakit dibandingkan pasien Delta. Pasien yang terinfeksi Omicron juga 2,5 kali lebih mungkin untuk pulih dalam waktu satu minggu dibandingkan pasien Delta.
Gejala lain yang juga banyak dialami pasien COVID-19 varian Omicron juga berupa batuk, kelelahan, hidung tersumbat dan pilek.